Sekuens Yang Tak Terpilih

Teruntuk: Sekuens yang tak terambil. 

Ibarat pusaran di suatu samudra. Semua menuju ke tengah. Inti. Segala hidup yang penuh kelokan telah dipilih dan diperhitungkan dengan seksama. Telah terpetakan dengan rapih dari sana. Kelak akan kami lewati dan jalani pada tapaknya sembari mencari arti. Paling tidak terus menuju sang inti.

Dan kau bertransformasi menjadi sebuah benih yang ditabur dalam bidang semesta paralel. bertanah ruang, berhara waktu. Kepingmu semakin masif seiring panjangnya rangkai terlurus. Tumbuh subur dan liar tanpa bisa dipandang serta ditengok dari rangkai yang nyata. Sebuah mahakarya serial yang hanya bisa dipetik dalam bentuk imajiner.

Pernahkah semua mempermasalahkan pilihanmu? Adakah penyesalan yang teriring bersama sekuens yang terpilih? Maukah kembali tuk perbaiki dan mencapai yang lebih baik?

Bisakah?

Retoris.

Mari bertahan dan kembangkan sekuens yang telah dipatri. Melalui jalanNya, menapaki alurNya. Untuk yang terujung, yang takkan pernah terganti.

Terimakasih karena tidak bertumbuh, wahai sekuens di belakang sana. Kesabaran yang kau sisipkan dalam diam membungkam segala penyesalan yang ada. Mendewasakan diri menuju titik teratasku.

H-90 (?) Menjelang UN SMA, 2016.


Komentar

Tinggalkan komentar